Friday, December 23, 2011

about Pengangguran tingkat Universitas bukan tingkat Intelektual

NIM : 08-1082
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latarbelakang Masalah
            Tuntutan kerja yang semakin tinggi di era ini. Tidak hanya dalam bidang akademis saja, tetapi dunia kerja saat ini mencari orang-orang yang mempunyai soft skill / keahlian. Biasanya para pencari kerja umumnya lebih menyukai orang-orang yang mempunyai kemampuan yang lengkap, misalnya tidak hanya cerdas tapi juga ahli dalam bidang IT / Information Technology , penguasaan bahasa asing misalnya Bahasa Inggris, bahasa Mandarin,dll.
            Berkaitan dengan hal di atas, tidak semua lulusan mempunyai kapasitas dan keterampilan seperti yang dibutuhkan oleh dunia kerja sekarang ini. Rendahnya keterampilan tersebut menyebabkan pengangguran tingkat sarjana meningkat. Adanya ketidaksesuaian antara kualitas pendidikan dengan apa yang dibutuhkan oleh dunia kerja menyebabkan banyaknya diploma-diploma maupun sarjana-sarjana yang merupakan produk-produk pendidikan kesulitan untuk memasuki dunia kerja. Oleh karena itu, makalah ini akan membahas penyebab adanya pengangguran di tingkat sarjana dan cara mengatasinya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi akademis, dosen dan mahasiswa yang membacanya.
1.2 Rumusan Masalah
            Dari pernyataan di atas dapat dirumuskan permasalahan yang terjadi :
  1. Apa pengertian pengangguran intelektual sama dengan pengangguran tingkat sarjana / pendidikan universitas?
  2. Apa penyebab terjadinya pengangguran tingkat sarjana / pendidikan universitas ?
  3. Bagaimana cara mengatasi engangguran tingkat sarjana / pendidikan universitas ?

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pengangguran di Tingkat Sarjana
            Pengangguran intelektual berasal dari kata pengangguran dan intelektual. Pengangguran menurut pendekatan angkatan kerja (Labor Force Approach) didefinisikan sebagai angkatan kerja yang tidak bekerja dan sedang mencari pekerjaan. Menurut pendekatan pemanfaatan tenaga kerja (Labor Utilization Approach) angkatan kerja dibedakan menjadi 3 yaitu :
  • Menganggur (Unemployed) adalah suatu keadaan ketika seseoraang sama sekali tidak bekerja atau sedang mencari pekerjaan. Biasanya kelompok ini masuk dalam pengangguran terbuka (open employment) dimana pengangguran terbuka ini
  • Setengah Menganggur (under employed) adalah keadaan dimana orang bekerja tetapi belum dimanfaatkan secara penuh
  • Bekerja penuh (employed) adalah orang yang cukup dimanfaatkan dalam waktu maupun keahliannya sehingga memperoleh produktivitas dan pendapatan yang memadai.
Pengangguran adalah kelompok angkatan kerja yang ingin bekerja, tetapi belum beruntung mendapatkan kesempatan untuk kerja dalam hal ini pengangguran berdasarkan penyebabnya ada empat yaitu :
  • Pengangguran structural (structural unemployment). Pengangguran ini timbul akibat adanya perubahan structural dalam perekonomian. Perubahan dalam structural perekonomian ini menimbulkan kebutuhan terhadap tenaga kerja dengan jenis atau tingkat keterampilan yang berbeda. Keadaan ini menyebabkan keterampilan yang dimiliki oleh pencari kerja tidak sesuai dengan tuntutan yang ada. Misalnya tenaga kerja yang dibutuhkan perusahaan biasanya mempunyai persyaratan yaitu minimal pendidikan sarjana, mampu menggunakan komputer dan minimal menguasai Bahasa Inggris.
  • Pengangguran Musiman (seasonal unemployment). Pengangguran ini berkaitan dengan fluktuasi ekonomi jangka pendek terutama di sector pertanian. Contohnya : di luar musim tanam dan panen, para petani umumnya rela menganggur sampai menunggu musim tanam dan panen berikutnya.
  • Pengangguran Friksional (Frictional Unemployment). Pengangguran jenis ini bersifat sementara, biasanya terjadi karena adanya kesenjangan antara pencari kerja dan kesempatan kerja. Kesenjangan ini dapat berupa kesenjangan waktu, informasi, maupun jarak. Biasanya yang masuk kategori pengangguran sementara yaitu orang yang selesai sekolah kemudian mencari pekerjaan dan menunggu pekerjaan.
  • Pengangguran Konjingtural / Siklis ( Cycle Unemployment). Pengangguran ini timbul karena adanya gelombang naik turunnya kehidupan ekonomi, seperti terjadinya kemunduran (resesi) dan depresi sehingga mengakibatkan adanya pemutusan hubungan kerja terhadap karyawan dan buruh.
            Berkaitan dengan hal di atas, kata intelektual biasanya dihubungkan dengan sarjana. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Sarjana adalah gelar yang dicapai seseorang yang telah menamatkan pendidikan tingkat terakhir di perguruan tinggi. Sedangkan intelektual adalah seseorang yang cerdas,berakal, dan berpikiran jernih berdasarkan ilmu pengetahuan hal ini sering disebut dengan cendikiawan. Jadi kesimpulannya,arti kata sarjana dan inteletual berbeda maka dapat disimpulkan bahwa pengangguran tingkat sarjana adalah pengangguran terbuka pada tingkat pendidikan universitas.

2.2 Penyebab Adanya Pengangguran Intelektual

            Pengangguran di Indonesia cenderung terus meningkat. Menurut data BPS di Indonesia Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Agustus 2011 sebesar 6,56 %,
Data Tingkat Pengangguran Terbuka menurut pendidikan
Pengangguran di tingkat
Bulan

Januari 2011 (%)
Agustus 2011 (%)
SD ke bawah
3,37
3,56
SMP / Sekolah Menengah Pertama
7,83
8,37
SMA / Sekolah Menengah Atas
12,17
10,66
SMK / Sekolah Menengah Kejuruan
10,00
10,43
Diploma I/II/II
11,59
7,16
Universitas
9,95
8,02
JUMLAH
6,80
6,56
 Sumber : BPS (http://www.bps.go.id/ )
Sedangkan di Jawa Timur Tingkat Pengangguran Terbuka pada Agustus 2011 sebesar 4,16% sebesar 821.546 jiwa yang menjadi pengangguran.
Berkaitan dengan hal di atas, umumnya para lulusan sarjana masih mempunyai idealisme yang cukup tinggi terhadap dunia kerja. Terkadang mereka memilih-milih pekerjaan yang sesuai dengan background pendidikannya, begitu pula soal pendapatan atau gaji yang akan diberikan oleh perusahaan. Namun, terkadang mereka melupakan syarat seperti keterampilan yang dibutuhkan dalam dunia kerja. Dapat dilihat dari hal di atas, hal tersebut adalah salah satu penyebab yang real terjadi. Faktor-faktor lainnya yaitu :
1.      Besarnya angkatan kerja tidak seimbang dengan kesempatan kerja
Ketidakseimbangan terjadi apabila jumlah angkatan kerja lebih besar daripada kesempatan kerja yang tersedia.
2.      Struktur lapangan kerja yang tidak seimbang
Dimana upah tenaga kerja tidak terdidik lebih rendah daripada upah tenaga kerja yang terdidik. Dengan demikian perbedaan mutu tenaga ke
3.      Kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan penyediaan tenaga terdidik tidak seimbang
Apabila kesempatan kerja jumlahnya sama atau lebih besar daripada angkatan kerja, pengangguran belum tentu tidak terjadi. Alasannya terjadinya kesesuain antara tingkat pendidikan yang dibutuhkan dan yang tersedia. Ketidakseimbangan tersebut mengakibatkan sebagian tenaga kerja yang ada tidak dapat mengisi kesempatan kerja yang tersedia.
4.      Penyediaan dan pemanfaatan tenaga kerja antar daerah tidak seimbang
Dimana jumlah angkatan kerja disuatu daerah mungkin lebih besar dari kesempatan kerja, sedangkan di daerah lainnya  dapat terjadi keadaan sebaliknya. Keadaan tersebut dapat menimbulkan perpindahan tenaga kerja dari suatu daerah ke daerah lainnya misalnya desa ke kota, bahkan dapat dari suatu negara ke negara lainnya misalnya TKI yang bekerja di Malaysia.
5.      Ketidakstabilan perekonomian, politik dan keamanan negara
Hal ini menyebabkan pengangguran, dimana perekonomian yang berfluktuasi tidak menentu, politik dan ketidakadaan jaminan keamanan menyebabkan para pengusaha dalam negeri maupun luar negeri takut untuk berinvestasi

2.3 Cara Meminimumkan Pengangguran Intelektual

Ada beberapa cara mengatasi pengangguran yaitu :
  • Mendorong majunya pendidikan. Dengan pendidikan yang maju, memadai memungkinkan seseorang memperoleh peluang/kesempatan kerja yang lebih baik.
  • Meningkatkan latihan kerja untuk memenuhi kebutuhan ketrampilan seperti tuntutan industri modern. Hal ini dapat dilakukan dengan cara misalnya mengadakan pelatihan-pelatihan. Contohnya program pelatihan kewirausahaan dari PT Sampoerna yang dapat menciptakan lapangan kerja serta meningkatkan perekonomian.

  • Meningkatkan dan mendorong kewirausahaan. Meningkatkan dan mendorong kewirausahaan dapat dilakukan dengan dukungan pemerintah contohnya pemerintah sebagai pihak yang dapat memberikan peluang yaitu dalam bentuk bantuan tunai/modal usaha untuk membuka lapangan kerja, bagi yang tidak mendapat kerja atau yang di PHK.

  • Mendorong perluasan kesempatan kerja. Perluasan kesempatan kerja merupakan salah satu usaha yang dapat meningkatkan lapangan kerja, baik dalam menciptakan lapangan kerja baru maupun meningkatkan produktivitas dan pendapatan khususnya di daerah pedesaan yang belum terdapat peluang usaha.
  • Meningkatkan pembangunan dengan sistem padat karya. Sistem padat karya merupakan cara untuk mengatasi sebagian kekurangan kerja musiman yang biasanya timbul di daerah pedesaan yang tergolong miskin.

  • Membuka kesempatan bekerja ke luar negeri. Membuka kesempatan bekerja ke luar negeri, pemerintah daerah dapat melakukan/membangun Badan Usaha Milik Daerah Pengerahan Jasa Tenaga Kerja ke Luar Negeri ( BUMD – PJTKI ). Hal ini harus dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang memadai yaitu dengan adanya Lembaga pelatihan / Training Center yang berkualitas dengan jenis-jenis keterampilan tertentu yang mempunyai peluang di negara lain.
2.4 Kesimpulan
Dapat disimpulkan dari poin-poin di atas, pengangguran di tingkat sarjana  adalah pengangguran terbuka pada tingkat pendidikan universitas. Penyebab pengangguran di tingkat sarjana bermacam-macam salah satunya adalah struktur lapangan kerja yang tidak seimbang dan lain sebagainya. Dari penyebab yang sudah dibahas di atas, dapat di atasi dengan cara salah satu meningkatkan pelatihan-pelatihan kewirausahaan, membuka kesempatan bekerja di luar negeri. Tetapi meskipun sudah terlaksana salah satu cara di atas, masih banyak saja pengangguran di Indonesia. Sekian makalah ini, semoga bermanfaat.

0 komentar:

Post a Comment

about Pengangguran tingkat Universitas bukan tingkat Intelektual

NIM : 08-1082
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latarbelakang Masalah
            Tuntutan kerja yang semakin tinggi di era ini. Tidak hanya dalam bidang akademis saja, tetapi dunia kerja saat ini mencari orang-orang yang mempunyai soft skill / keahlian. Biasanya para pencari kerja umumnya lebih menyukai orang-orang yang mempunyai kemampuan yang lengkap, misalnya tidak hanya cerdas tapi juga ahli dalam bidang IT / Information Technology , penguasaan bahasa asing misalnya Bahasa Inggris, bahasa Mandarin,dll.
            Berkaitan dengan hal di atas, tidak semua lulusan mempunyai kapasitas dan keterampilan seperti yang dibutuhkan oleh dunia kerja sekarang ini. Rendahnya keterampilan tersebut menyebabkan pengangguran tingkat sarjana meningkat. Adanya ketidaksesuaian antara kualitas pendidikan dengan apa yang dibutuhkan oleh dunia kerja menyebabkan banyaknya diploma-diploma maupun sarjana-sarjana yang merupakan produk-produk pendidikan kesulitan untuk memasuki dunia kerja. Oleh karena itu, makalah ini akan membahas penyebab adanya pengangguran di tingkat sarjana dan cara mengatasinya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi akademis, dosen dan mahasiswa yang membacanya.
1.2 Rumusan Masalah
            Dari pernyataan di atas dapat dirumuskan permasalahan yang terjadi :
  1. Apa pengertian pengangguran intelektual sama dengan pengangguran tingkat sarjana / pendidikan universitas?
  2. Apa penyebab terjadinya pengangguran tingkat sarjana / pendidikan universitas ?
  3. Bagaimana cara mengatasi engangguran tingkat sarjana / pendidikan universitas ?

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pengangguran di Tingkat Sarjana
            Pengangguran intelektual berasal dari kata pengangguran dan intelektual. Pengangguran menurut pendekatan angkatan kerja (Labor Force Approach) didefinisikan sebagai angkatan kerja yang tidak bekerja dan sedang mencari pekerjaan. Menurut pendekatan pemanfaatan tenaga kerja (Labor Utilization Approach) angkatan kerja dibedakan menjadi 3 yaitu :
  • Menganggur (Unemployed) adalah suatu keadaan ketika seseoraang sama sekali tidak bekerja atau sedang mencari pekerjaan. Biasanya kelompok ini masuk dalam pengangguran terbuka (open employment) dimana pengangguran terbuka ini
  • Setengah Menganggur (under employed) adalah keadaan dimana orang bekerja tetapi belum dimanfaatkan secara penuh
  • Bekerja penuh (employed) adalah orang yang cukup dimanfaatkan dalam waktu maupun keahliannya sehingga memperoleh produktivitas dan pendapatan yang memadai.
Pengangguran adalah kelompok angkatan kerja yang ingin bekerja, tetapi belum beruntung mendapatkan kesempatan untuk kerja dalam hal ini pengangguran berdasarkan penyebabnya ada empat yaitu :
  • Pengangguran structural (structural unemployment). Pengangguran ini timbul akibat adanya perubahan structural dalam perekonomian. Perubahan dalam structural perekonomian ini menimbulkan kebutuhan terhadap tenaga kerja dengan jenis atau tingkat keterampilan yang berbeda. Keadaan ini menyebabkan keterampilan yang dimiliki oleh pencari kerja tidak sesuai dengan tuntutan yang ada. Misalnya tenaga kerja yang dibutuhkan perusahaan biasanya mempunyai persyaratan yaitu minimal pendidikan sarjana, mampu menggunakan komputer dan minimal menguasai Bahasa Inggris.
  • Pengangguran Musiman (seasonal unemployment). Pengangguran ini berkaitan dengan fluktuasi ekonomi jangka pendek terutama di sector pertanian. Contohnya : di luar musim tanam dan panen, para petani umumnya rela menganggur sampai menunggu musim tanam dan panen berikutnya.
  • Pengangguran Friksional (Frictional Unemployment). Pengangguran jenis ini bersifat sementara, biasanya terjadi karena adanya kesenjangan antara pencari kerja dan kesempatan kerja. Kesenjangan ini dapat berupa kesenjangan waktu, informasi, maupun jarak. Biasanya yang masuk kategori pengangguran sementara yaitu orang yang selesai sekolah kemudian mencari pekerjaan dan menunggu pekerjaan.
  • Pengangguran Konjingtural / Siklis ( Cycle Unemployment). Pengangguran ini timbul karena adanya gelombang naik turunnya kehidupan ekonomi, seperti terjadinya kemunduran (resesi) dan depresi sehingga mengakibatkan adanya pemutusan hubungan kerja terhadap karyawan dan buruh.
            Berkaitan dengan hal di atas, kata intelektual biasanya dihubungkan dengan sarjana. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Sarjana adalah gelar yang dicapai seseorang yang telah menamatkan pendidikan tingkat terakhir di perguruan tinggi. Sedangkan intelektual adalah seseorang yang cerdas,berakal, dan berpikiran jernih berdasarkan ilmu pengetahuan hal ini sering disebut dengan cendikiawan. Jadi kesimpulannya,arti kata sarjana dan inteletual berbeda maka dapat disimpulkan bahwa pengangguran tingkat sarjana adalah pengangguran terbuka pada tingkat pendidikan universitas.

2.2 Penyebab Adanya Pengangguran Intelektual

            Pengangguran di Indonesia cenderung terus meningkat. Menurut data BPS di Indonesia Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Agustus 2011 sebesar 6,56 %,
Data Tingkat Pengangguran Terbuka menurut pendidikan
Pengangguran di tingkat
Bulan

Januari 2011 (%)
Agustus 2011 (%)
SD ke bawah
3,37
3,56
SMP / Sekolah Menengah Pertama
7,83
8,37
SMA / Sekolah Menengah Atas
12,17
10,66
SMK / Sekolah Menengah Kejuruan
10,00
10,43
Diploma I/II/II
11,59
7,16
Universitas
9,95
8,02
JUMLAH
6,80
6,56
 Sumber : BPS (http://www.bps.go.id/ )
Sedangkan di Jawa Timur Tingkat Pengangguran Terbuka pada Agustus 2011 sebesar 4,16% sebesar 821.546 jiwa yang menjadi pengangguran.
Berkaitan dengan hal di atas, umumnya para lulusan sarjana masih mempunyai idealisme yang cukup tinggi terhadap dunia kerja. Terkadang mereka memilih-milih pekerjaan yang sesuai dengan background pendidikannya, begitu pula soal pendapatan atau gaji yang akan diberikan oleh perusahaan. Namun, terkadang mereka melupakan syarat seperti keterampilan yang dibutuhkan dalam dunia kerja. Dapat dilihat dari hal di atas, hal tersebut adalah salah satu penyebab yang real terjadi. Faktor-faktor lainnya yaitu :
1.      Besarnya angkatan kerja tidak seimbang dengan kesempatan kerja
Ketidakseimbangan terjadi apabila jumlah angkatan kerja lebih besar daripada kesempatan kerja yang tersedia.
2.      Struktur lapangan kerja yang tidak seimbang
Dimana upah tenaga kerja tidak terdidik lebih rendah daripada upah tenaga kerja yang terdidik. Dengan demikian perbedaan mutu tenaga ke
3.      Kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan penyediaan tenaga terdidik tidak seimbang
Apabila kesempatan kerja jumlahnya sama atau lebih besar daripada angkatan kerja, pengangguran belum tentu tidak terjadi. Alasannya terjadinya kesesuain antara tingkat pendidikan yang dibutuhkan dan yang tersedia. Ketidakseimbangan tersebut mengakibatkan sebagian tenaga kerja yang ada tidak dapat mengisi kesempatan kerja yang tersedia.
4.      Penyediaan dan pemanfaatan tenaga kerja antar daerah tidak seimbang
Dimana jumlah angkatan kerja disuatu daerah mungkin lebih besar dari kesempatan kerja, sedangkan di daerah lainnya  dapat terjadi keadaan sebaliknya. Keadaan tersebut dapat menimbulkan perpindahan tenaga kerja dari suatu daerah ke daerah lainnya misalnya desa ke kota, bahkan dapat dari suatu negara ke negara lainnya misalnya TKI yang bekerja di Malaysia.
5.      Ketidakstabilan perekonomian, politik dan keamanan negara
Hal ini menyebabkan pengangguran, dimana perekonomian yang berfluktuasi tidak menentu, politik dan ketidakadaan jaminan keamanan menyebabkan para pengusaha dalam negeri maupun luar negeri takut untuk berinvestasi

2.3 Cara Meminimumkan Pengangguran Intelektual

Ada beberapa cara mengatasi pengangguran yaitu :
  • Mendorong majunya pendidikan. Dengan pendidikan yang maju, memadai memungkinkan seseorang memperoleh peluang/kesempatan kerja yang lebih baik.
  • Meningkatkan latihan kerja untuk memenuhi kebutuhan ketrampilan seperti tuntutan industri modern. Hal ini dapat dilakukan dengan cara misalnya mengadakan pelatihan-pelatihan. Contohnya program pelatihan kewirausahaan dari PT Sampoerna yang dapat menciptakan lapangan kerja serta meningkatkan perekonomian.

  • Meningkatkan dan mendorong kewirausahaan. Meningkatkan dan mendorong kewirausahaan dapat dilakukan dengan dukungan pemerintah contohnya pemerintah sebagai pihak yang dapat memberikan peluang yaitu dalam bentuk bantuan tunai/modal usaha untuk membuka lapangan kerja, bagi yang tidak mendapat kerja atau yang di PHK.

  • Mendorong perluasan kesempatan kerja. Perluasan kesempatan kerja merupakan salah satu usaha yang dapat meningkatkan lapangan kerja, baik dalam menciptakan lapangan kerja baru maupun meningkatkan produktivitas dan pendapatan khususnya di daerah pedesaan yang belum terdapat peluang usaha.
  • Meningkatkan pembangunan dengan sistem padat karya. Sistem padat karya merupakan cara untuk mengatasi sebagian kekurangan kerja musiman yang biasanya timbul di daerah pedesaan yang tergolong miskin.

  • Membuka kesempatan bekerja ke luar negeri. Membuka kesempatan bekerja ke luar negeri, pemerintah daerah dapat melakukan/membangun Badan Usaha Milik Daerah Pengerahan Jasa Tenaga Kerja ke Luar Negeri ( BUMD – PJTKI ). Hal ini harus dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang memadai yaitu dengan adanya Lembaga pelatihan / Training Center yang berkualitas dengan jenis-jenis keterampilan tertentu yang mempunyai peluang di negara lain.
2.4 Kesimpulan
Dapat disimpulkan dari poin-poin di atas, pengangguran di tingkat sarjana  adalah pengangguran terbuka pada tingkat pendidikan universitas. Penyebab pengangguran di tingkat sarjana bermacam-macam salah satunya adalah struktur lapangan kerja yang tidak seimbang dan lain sebagainya. Dari penyebab yang sudah dibahas di atas, dapat di atasi dengan cara salah satu meningkatkan pelatihan-pelatihan kewirausahaan, membuka kesempatan bekerja di luar negeri. Tetapi meskipun sudah terlaksana salah satu cara di atas, masih banyak saja pengangguran di Indonesia. Sekian makalah ini, semoga bermanfaat.

0 komentar:

Post a Comment

Template by:

Free Blog Templates