Thursday, November 17, 2011

KEMISKINAN


Menurut Wikipedia Indonesia kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan berdasarkan cara pandang dibagi menjadi 2:
  • Kemiskinan absolut adalah kemiskinan yang dipandang dari pendapatan masyarakat yang secara nyata di bawah garis kemiskinan atau tidak cukup untuk memenuhi pangan, sandang, kesehatan, perumahan, dan pendidikan yang diperlukan untuk bisa hidup dan bekerja.
  •  Kemiskinan relatif adalah kemiskinan yang dilihat berdasarkan perbandingan antara suatu tingkat pendapatan dengan tingkat pendapatan lainnya. Contohnya, seseorang yang tergolong kaya pada masyarakat desa tertentu bisa jadi yang termiskin pada masyarakat desa yang lain. Hal ini akan menimbulkan kesenjangan / Gap.
   Kemiskinan merupakan masalah yang kompleks di dunia ini tidak dipungkiri Indonesia salah satunya. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling berkaitan satu sama lain. Faktor – faktor tersebut meliputi : 1) tingkat pendapatan yang tidak merata, 2) pendidikan yang tidak dapat diperoleh karena faktor ekonomi, 3) fasilitas kesehatan yang minim, dll. Dilihat dari faktor tingkat pendapatan yang tidak merata ini, penyebabnya adalah :
  • Pertambahan penduduk yang tinggi. Hal ini mengakibatkan menurunnya pendapatan perkapita. Jika pendapatan agrerat dari suatu negara meningkat lebih cepat, maka pendapatan per kapita akan menurun, dan bila pertumbuhan penduduk lebih cepat dari peningkatan pendapatan total maka tingkat pendapatan per kapita akan menurun.
  • Inflasi dimana pendapatan uang bertambah tetapi tidak diikuti secara proporsional / seimbang dengan pertambahan produksi barang-barang.
  • Investasi yang banyak dalam proyek-proyek padal modal ( Capital intensive ), sehingga presentase pendapatan modal dari harta tambahan meningkat dibandingkan dengan presentase pendapatan.
Sedangkan dilihat dari faktor pendidikan, pendidikan merupakan prioritas utama negara, jika negara tersebut mempunyai pendidikan yang bagus maka negara tersebut dapat menanggulangi kemiskinan yang ada dengan memanfaatkan sumber daya yang ada, sedangkan di Negara Indonesia ini pendidikan dapat dikatakan masih kurang bagus dbandingkan dengan negara-negara maju. Dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan berhubungan dengan terjadinya kemiskinan, dapat digambarkan demikian orang yang berpendidikan cenderung mempunyai tingkat pendapatan yang baik juga. Oleh karena itu, orang yang memiliki tingkat pendidikan yang baik, mereka mempunyai peluang yang lebih kecil untuk menjadi miskin dibandngkan mereka yang berpendidikan rendah. Dapat dilihat di daerah –daerah terpencil yang kekurangan fasilitas pendidikan misalnya : beberapa dusun di kepulauan Mentawai yaitu daerah Pagai Selatan, Sumatera Barat, tidak dapat menikmati pendidikan seperti di daerah perkotaan, fasilitas listrik yang menghambat mereka untuk tidak dapat mengakses pengetahuan melalui internet, kurangnya tenaga guru di daerah terpencil, kurang keinginan untuk belajar dan adanya masyarakat yang belum bisa membaca dan menulis / buta huruf sehingga mereka memilih mungkin untuk bekerja sedini untuk memenuhi kebutuhan mereka
            Berkaitan dengan hal di atas, faktor yang ketiga yaitu faktor kesehatan, kemiskinan menyebabkan kurangnya / minimnya fasilitas dalam bidang kesehatan di daerah tertentu. Krisis ekonomi yang terjadi sejak tahun 1997 telah menyebabkan penurunan daya beli konsumen dan konsumsi pangan masyarakat, sehingga hal ini mempengaruhi status gizi dan kesehatan. Hal ini mengakibatkan perubhan status gizi masyarakat yang ditandai dengan munculnya kasus gizi buruk akibat kurang pangan. Kemisikinan sebagai penyebab kurang gizi perlu mendapatkan perhatian yang serius karena kemiskinan berpengaruh besar terhadap konsumsi makanan. Contohnya : akses air bersih yang sulit di daerah Papua, balita kurus yang disebabkan kurang mendapatkan asupan gizi,dll yang masih belum mendapatkan penanganan yang pasti.
            Menurut Badan Pusat Statistik ( BPS ) orang miskin itu mereka yang tingkat pengeluran per kapita per bulan sebesar Rp 211.726,- atau sekitar Rp 7.000,- per hari. Berdasarkan ukuran kemiskinan, Badan Pusat Statistik ( BPS ) mencatat jumlah orang miskin di Indonesia hanya 31 juta orang, sedangkan data dari Bank Dunia yaitu mereka yang pengeluarannya US$ 2 per hari, dengan demikian jumlah orang miskin di Indonesia mencapai 59 % atau setengah dari penduduk Indonesia. Dimana penduduk Indonesia yang terhitung mulai 31 desember 2010 dalam pendataan penduduk oleh Kementerian Dalam Negeri mencapai 259.940.857 orang yang terdiri atas 132.240.055 laki-laki dan 127.700.802 perempuan.
Ada beberapa strategi / solusi yang harus dilaksanakan oleh pemerintah yaitu :
  •  Peningkatan Fasilitas Jalan dan Listrik di Pedesaan
          Pembangunan jalan di area pendesaan merupakan cara yang efektif dalam mengurangi kemiskinan.     Jalan nasional dan jalan provinsi di Indonesia relatif dalam bentuk yang baik. Tetapi, setengah dari jalan kabupaten berada dalam kondisi yang buruk. Hal yang sama dapat terlihat pada penyediaan listrik.
  • Perbaikan Tingkat Kesehatan melalui Fasilitas Sanitasi yang lebih baik
Indonesia mengalami krisis penyediaan fasilitas sanitasi. Hanya kurang dari 1% limbah rumah tangga di Indonesia yang menjadi bagian dari sistem pembuangan. Akibatnya, penduduk miskin cenderung menggunakan air dari sungai yang telah tercemar. Tempat tinggal mereka juga sering berada di dekat tempat pembuangan limbah. Hal ini membuat penduduk sekitar yang mayoritas kurang mampu cenderung menjadi lebih mudah sakit dan tidak produktif. Untuk mengatasi hal di atas dapat dilakukan : 1) pemerintah dapat menjalankan gerakan go green atau sosialisasi secara nasional untuk meningkatkan kesadaran dalam penggunaan fasilitas sanitasi yang lebih baik, 2) mendorong pemerintah lokal untuk membangun fasilitas sanitasi pada tingkat daerah dan kota.
  •  Penghapusan Larangan Impor Beras
Dengan adanya larangan impor beras, petani akan bertambah rugi dikarenak harga beras tingkat petani tidak pernah mengalami kenaikan sedangkan harga di tingkat pengecer naik cukup tinggi. Kesimpulannya hanya para pedagang yang menikmati manfaat kenaikan harga tersebut.  Kebijakan ini dimaksudkan untuk emningkatkan harga beras. Hal ini hanya untuk menguntungkan pihak yang memproduksi beras lebih dari yang dikonsumsi, sementara 90% penduduk perkotaan dan 70% penduduk pendesaan mengkonsumsi lebuh banyak beras dari yang mereka produksi. Solusinya dapat menyediakan infrastruktur pertanian dan pendesaan
  •  Perbaikan atas Kualitas Pendidikan dan Penyediaan Pendidikan Transisi untuk Sekolah menengah
Indonesia dalam peningkatan pendidikan di tingkat pendidikan dasar telah mencapai hasil yang memuaskan. Tapi masih ada anak – anak dari keluarga miskin yang belum dapat melanjutkan pendidikan dan terpaksa di drop out karena tidak bisa membayar uang sekolah. Hal ini pemerintah dapat melakukan pencegahan dengan cara : Membantu pengembangan manajemen dan pembiayaan pendidikan. Pemerintah di tingkat kabupaten dan kota perlu didorong untuk menyediakan dana bagi sekolah. Dana sekolah tersebut harus disusun sesuai prinsip tranparasi dan prosedur yang jelas. Menyediakan dana bantuan pendidikan bagi masyarakat miskin. Dana itu berasal dari pemerintah pusat yang disesuaikan dengan kebutuhan dan rencana pengembangan pendidikan di daerah.Menyediakan program beasiswa yang benar – benar untuk rakyat miskin. Dikarenakan ada beberapa perguruan tinggi yang menyalurkan beasiswa tersebut pada mahasiswa yang salah, mudah untuk mengurusi SKTM / Surat Keterangan Tidak Mampu, dan adanya orang dalam perguruan tinggi yang dapat membantu mendapatkan beasiswa dengan mudah. Inilah mengapa banyak orang miskin yang tidak mendapatkan hak nya dengan benar

0 komentar:

Post a Comment

KEMISKINAN


Menurut Wikipedia Indonesia kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan berdasarkan cara pandang dibagi menjadi 2:
  • Kemiskinan absolut adalah kemiskinan yang dipandang dari pendapatan masyarakat yang secara nyata di bawah garis kemiskinan atau tidak cukup untuk memenuhi pangan, sandang, kesehatan, perumahan, dan pendidikan yang diperlukan untuk bisa hidup dan bekerja.
  •  Kemiskinan relatif adalah kemiskinan yang dilihat berdasarkan perbandingan antara suatu tingkat pendapatan dengan tingkat pendapatan lainnya. Contohnya, seseorang yang tergolong kaya pada masyarakat desa tertentu bisa jadi yang termiskin pada masyarakat desa yang lain. Hal ini akan menimbulkan kesenjangan / Gap.
   Kemiskinan merupakan masalah yang kompleks di dunia ini tidak dipungkiri Indonesia salah satunya. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling berkaitan satu sama lain. Faktor – faktor tersebut meliputi : 1) tingkat pendapatan yang tidak merata, 2) pendidikan yang tidak dapat diperoleh karena faktor ekonomi, 3) fasilitas kesehatan yang minim, dll. Dilihat dari faktor tingkat pendapatan yang tidak merata ini, penyebabnya adalah :
  • Pertambahan penduduk yang tinggi. Hal ini mengakibatkan menurunnya pendapatan perkapita. Jika pendapatan agrerat dari suatu negara meningkat lebih cepat, maka pendapatan per kapita akan menurun, dan bila pertumbuhan penduduk lebih cepat dari peningkatan pendapatan total maka tingkat pendapatan per kapita akan menurun.
  • Inflasi dimana pendapatan uang bertambah tetapi tidak diikuti secara proporsional / seimbang dengan pertambahan produksi barang-barang.
  • Investasi yang banyak dalam proyek-proyek padal modal ( Capital intensive ), sehingga presentase pendapatan modal dari harta tambahan meningkat dibandingkan dengan presentase pendapatan.
Sedangkan dilihat dari faktor pendidikan, pendidikan merupakan prioritas utama negara, jika negara tersebut mempunyai pendidikan yang bagus maka negara tersebut dapat menanggulangi kemiskinan yang ada dengan memanfaatkan sumber daya yang ada, sedangkan di Negara Indonesia ini pendidikan dapat dikatakan masih kurang bagus dbandingkan dengan negara-negara maju. Dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan berhubungan dengan terjadinya kemiskinan, dapat digambarkan demikian orang yang berpendidikan cenderung mempunyai tingkat pendapatan yang baik juga. Oleh karena itu, orang yang memiliki tingkat pendidikan yang baik, mereka mempunyai peluang yang lebih kecil untuk menjadi miskin dibandngkan mereka yang berpendidikan rendah. Dapat dilihat di daerah –daerah terpencil yang kekurangan fasilitas pendidikan misalnya : beberapa dusun di kepulauan Mentawai yaitu daerah Pagai Selatan, Sumatera Barat, tidak dapat menikmati pendidikan seperti di daerah perkotaan, fasilitas listrik yang menghambat mereka untuk tidak dapat mengakses pengetahuan melalui internet, kurangnya tenaga guru di daerah terpencil, kurang keinginan untuk belajar dan adanya masyarakat yang belum bisa membaca dan menulis / buta huruf sehingga mereka memilih mungkin untuk bekerja sedini untuk memenuhi kebutuhan mereka
            Berkaitan dengan hal di atas, faktor yang ketiga yaitu faktor kesehatan, kemiskinan menyebabkan kurangnya / minimnya fasilitas dalam bidang kesehatan di daerah tertentu. Krisis ekonomi yang terjadi sejak tahun 1997 telah menyebabkan penurunan daya beli konsumen dan konsumsi pangan masyarakat, sehingga hal ini mempengaruhi status gizi dan kesehatan. Hal ini mengakibatkan perubhan status gizi masyarakat yang ditandai dengan munculnya kasus gizi buruk akibat kurang pangan. Kemisikinan sebagai penyebab kurang gizi perlu mendapatkan perhatian yang serius karena kemiskinan berpengaruh besar terhadap konsumsi makanan. Contohnya : akses air bersih yang sulit di daerah Papua, balita kurus yang disebabkan kurang mendapatkan asupan gizi,dll yang masih belum mendapatkan penanganan yang pasti.
            Menurut Badan Pusat Statistik ( BPS ) orang miskin itu mereka yang tingkat pengeluran per kapita per bulan sebesar Rp 211.726,- atau sekitar Rp 7.000,- per hari. Berdasarkan ukuran kemiskinan, Badan Pusat Statistik ( BPS ) mencatat jumlah orang miskin di Indonesia hanya 31 juta orang, sedangkan data dari Bank Dunia yaitu mereka yang pengeluarannya US$ 2 per hari, dengan demikian jumlah orang miskin di Indonesia mencapai 59 % atau setengah dari penduduk Indonesia. Dimana penduduk Indonesia yang terhitung mulai 31 desember 2010 dalam pendataan penduduk oleh Kementerian Dalam Negeri mencapai 259.940.857 orang yang terdiri atas 132.240.055 laki-laki dan 127.700.802 perempuan.
Ada beberapa strategi / solusi yang harus dilaksanakan oleh pemerintah yaitu :
  •  Peningkatan Fasilitas Jalan dan Listrik di Pedesaan
          Pembangunan jalan di area pendesaan merupakan cara yang efektif dalam mengurangi kemiskinan.     Jalan nasional dan jalan provinsi di Indonesia relatif dalam bentuk yang baik. Tetapi, setengah dari jalan kabupaten berada dalam kondisi yang buruk. Hal yang sama dapat terlihat pada penyediaan listrik.
  • Perbaikan Tingkat Kesehatan melalui Fasilitas Sanitasi yang lebih baik
Indonesia mengalami krisis penyediaan fasilitas sanitasi. Hanya kurang dari 1% limbah rumah tangga di Indonesia yang menjadi bagian dari sistem pembuangan. Akibatnya, penduduk miskin cenderung menggunakan air dari sungai yang telah tercemar. Tempat tinggal mereka juga sering berada di dekat tempat pembuangan limbah. Hal ini membuat penduduk sekitar yang mayoritas kurang mampu cenderung menjadi lebih mudah sakit dan tidak produktif. Untuk mengatasi hal di atas dapat dilakukan : 1) pemerintah dapat menjalankan gerakan go green atau sosialisasi secara nasional untuk meningkatkan kesadaran dalam penggunaan fasilitas sanitasi yang lebih baik, 2) mendorong pemerintah lokal untuk membangun fasilitas sanitasi pada tingkat daerah dan kota.
  •  Penghapusan Larangan Impor Beras
Dengan adanya larangan impor beras, petani akan bertambah rugi dikarenak harga beras tingkat petani tidak pernah mengalami kenaikan sedangkan harga di tingkat pengecer naik cukup tinggi. Kesimpulannya hanya para pedagang yang menikmati manfaat kenaikan harga tersebut.  Kebijakan ini dimaksudkan untuk emningkatkan harga beras. Hal ini hanya untuk menguntungkan pihak yang memproduksi beras lebih dari yang dikonsumsi, sementara 90% penduduk perkotaan dan 70% penduduk pendesaan mengkonsumsi lebuh banyak beras dari yang mereka produksi. Solusinya dapat menyediakan infrastruktur pertanian dan pendesaan
  •  Perbaikan atas Kualitas Pendidikan dan Penyediaan Pendidikan Transisi untuk Sekolah menengah
Indonesia dalam peningkatan pendidikan di tingkat pendidikan dasar telah mencapai hasil yang memuaskan. Tapi masih ada anak – anak dari keluarga miskin yang belum dapat melanjutkan pendidikan dan terpaksa di drop out karena tidak bisa membayar uang sekolah. Hal ini pemerintah dapat melakukan pencegahan dengan cara : Membantu pengembangan manajemen dan pembiayaan pendidikan. Pemerintah di tingkat kabupaten dan kota perlu didorong untuk menyediakan dana bagi sekolah. Dana sekolah tersebut harus disusun sesuai prinsip tranparasi dan prosedur yang jelas. Menyediakan dana bantuan pendidikan bagi masyarakat miskin. Dana itu berasal dari pemerintah pusat yang disesuaikan dengan kebutuhan dan rencana pengembangan pendidikan di daerah.Menyediakan program beasiswa yang benar – benar untuk rakyat miskin. Dikarenakan ada beberapa perguruan tinggi yang menyalurkan beasiswa tersebut pada mahasiswa yang salah, mudah untuk mengurusi SKTM / Surat Keterangan Tidak Mampu, dan adanya orang dalam perguruan tinggi yang dapat membantu mendapatkan beasiswa dengan mudah. Inilah mengapa banyak orang miskin yang tidak mendapatkan hak nya dengan benar

0 komentar:

Post a Comment

Template by:

Free Blog Templates